Boarding School adalah sistem sekolah dengan
asrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal
di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu
biasanya satu semester diselingi dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan
sekolahnya.
Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama
siswa, bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat
mereka saksikan langsung di lingkungan mereka tanpa tertunda. Dengan demikian,
pendidikan kognisi, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan
optimal.
Boarding School yang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi oleh
hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu
sekolah berasrama. Dengan demikian peserta didik terlindungi dari hal-hal yang
negatip seperti merokok, narkoba, tayangan film/sinetron yang tidak produktif
dan sebagainya
Di sekolah dengan sistem ini, para siswa mendapatkan pendidikan dengan
kuantitas dan kualitas yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan sistem
konvensional.
Untuk menjawab kemajuan jaman, sekolah-sekolah dengan sistem boarding telah
merancang kurikulumnya dengan orientasi kebutuhan masa depan. Penerapan
pembelajaran berbasis IT semisal penggunaan bahan ajar dengan power point,
flash, penggunaan internet sebagai sumber informasi utama, pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber belajar yang efektif, penayangan film yang relevan
dengan materi pelajaran, penggunaan lab bahasa dan lab komputer yang intensif,
telah lazim diterapkan di sekolah- sekolah ini. Kurikulum yang disajikan kepada
para siswapun sedikit berbeda di banding sekolah lainnya.
Latar Belakang Dibentuknya Boarding School
§ Proses pendidikan secara konvensional, terutama di kota besar, dinilai kurang
efektif.
§ Pelajar dan pendidik banyak menghabiskan waktu dan tenaganya diluar jam
belajar karena jarak tempuh dan kondisi lingkungan yang macet dll.
§ Mayoritas pelajar diluar jam sekolah lebih banyak yang menghabiskan waktunya
untuk bermain, nonton TV, dll.
§ Diperlukan sistem belajar terbaik yang memungkinkan adanya perbaikan mutu
pembelajaran.
§ Belajar dengan sistem boarding school sampai saat ini merupakan yang terbaik
di antara berbagai pilihan. Sistem ini bukan barang baru, karena sudah lama
dipraktikkan di pesantren. Dengan sistem mesantren atau mondok, seorang siswa
atau santri tidak hanya belajar secara kognitif, melainkan juga afektif dan
psikomotor.
§ Belajar afektif adalah mengisi otak siswa/santri dengan berbagai macam ilmu
pengetahuan, dengan cara melatih kecerdasan anak. Sementara menghadapi era
modernisme seperti sekarang ini, otak siswa tidak lagi cukup dengan dipenuhi
ilmu pengetahuan, melainkan perlu keterampilan dan kecerdasan merasa dan
berhati nurani. Sebab, pada kenyataannya, dalam menghadapi kehidupan, manusia
menyelesaikan masalah tidak cukup dengan kecerdasan intelektual, melainkan
perlu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Mengajarkan kecerdasan
emosional dan spiritual tidak cukup dilakukan secara kognitif, sebagaimana
mengajarkan kecerdasan intelektual. Dalam hal ini diperlukan proses
internalisasi dari berbagai pengertian yang ada dalam rasio ke dalam hati
sanubari. Salah satu cara terbaik mengajarkan dunia afektif adalah pemberian
teladan dan contoh dari para pemimpin dan orang-orang yang berpengaruh di
sekitar anak.
§ Dengan mengasramakan anak didik sepanjang 24 jam, anak didik tidak hanya
mendapatkan pelajaran secara kognitif, melainkan dapat menyaksikan langsung
bagaimana perilaku ustaz, guru, dan orang-orang yang mengajarkan mereka. Para
siswa bisa menyaksikan langsung, bahkan mengikuti imam, bagaimana cara salat
yang khusuk, misalnya. Ini sangat berbeda dengan pelajaran salat, misalnya,
yang tanpa disertai contoh dan pengalaman makmum kepada imam yang salatnya
khusuk. Jangan-jangan pelajaran di ke kelas bisa berbeda dengan pelaksanaan di
rumah saat murid/santri melaksanakannya sendiri.
§ Di samping itu, dengan sistem boarding school, para pimpinan pesantren dapat
melatih psikomotorik anak lebih optimal. Dengan otoritas dan wibawa yang
dimiliki, para guru mampu mengoptimalkan psikomotorik siswa, baik sekadar
mempraktikkan berbagai mata pelajaran dalam bentuk gerakan-gerakan motorik kasar
maupun motorik lembut, maupun berbagai gerakan demi kesehatan jiwa dan psikis
anak.
§ Karena sistem boarding school mampu mengoptimalkan ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor siswa, maka sistem mesantren ini memiliki prasyarat agar para
guru dan pengelola sekolah siap mewakafkan dirinya selama 24 jam. Selama siang
dan malam ini, mereka melakukan proses pendidikan, baik ilmu pengetahuan,
maupun memberikan contoh bagaimana mengamalkan berbagai ilmu yang diajarkan
tersebut.
§ Dengan adanya boarding school, keinginan orang tua mendapatkan sekolah
berkualitas didukung tempat tinggal yang bagus bagi anak-anaknya dapat
terpenuhi.
§ Selain adanya pengawasan 24 jam, menyekolah anak di boarding school juga bisa
meningkatkan persaudaraan yang kental di antara anak-anak, menciptakan hubungan
yang baik antara guru dan murid.
§ Dan di beberapa sekolah boarding school dimanfaatkan untuk meningkatkan
fektifitas dari visi sekolah itu sendiri.
Perkembangan Boarding School Di Indonesia
Di Indonesia, sekolah semacam boarding school telah banyak didirikan, biasanya
berada di daerah atau lingkungan pedesaan. Contohnya adalah SMA Taruna, SMA
unggulan di berbagai daerah, pesantren-pesantern baik yang modern maupun
sallafy (Pesantren Gontor, Al-Zaytun, Tebuireng dsb), SMUT Krida Nusantara di
Bandung, SMU Madaniah di Parung Bogor dan Al-Azhar di Lippo Cikarang. Semua itu
cukup bagus dan memiliki hasil positif dalam membangun pendidikan berkualitas.
Sistem pembelajarannya cukup bagus, tidak hanya pendidikan dalam kelas, tapi di
asrama juga ada pembinaan. Seperti di pesantren, setiap jam empat pagi
anak-anak dibangunkan untuk salat tahajud, kekurangannya hampir tidak ada,
kecuali kalau manajemennya jelek.
Visi sekolah yang membedakan boarding school dengan pesantren, pesantren itu
nyantri. Dari mulai ilmu pengetahuannya sampai sikapnya harus sikap santri. Ada
pula boarding school yang punya visi seperti itu. Tapi, yang populer sekarang
ini orang mencoba mencari jalan tengah. Pesantren mau digabungkan dengan
teknologi modern, sedang yang modern digabungkan agama
Syarat-Syarat Untuk Menjadi Boarding School Yang Baik
Manajemen boarding school yang bagus memiliki enam kriteria :
1. tujuan visi dari pendidikan di sekolah itu jelas dan dimengerti
2. peraturan di sekolah jelas dimengerti dan konsisten
3. hubtngan antara struktur yang ada (kepala sekolah, tata usaha, guru-murid,
dan orang tua) mempunyai hubungan yang egaliter dan demokratis, tapi
memperhatikan tatakrama ketimuran dan agama
4. struktur organisasi dan personalianya mempunyai kriteria yang mapan
mengikuti arus zaman yang paling baru
5. ada tolok ukur sistem evaluasi pendidikan yang sering disebut sukses
pendidikan atau sukses pembelajaran
6. manajemen yang baik adalah tidak isolatif, tapi dia mempunyai interaksi dan
networking (jaringan-jaringan) yang cukup ke mana-mana.
Manfaat Boarding School
§ Dari sisi kualitas, sekolah dengan sistem pendidikan boarding memungkinkan
interaksi antara siswa dengan guru terjalin lebih leluasa, bahkan hingga 24
jam. Interaksi yang kerap ini membuat siswa terhindar dari pengaruh negatif
lingkungan, semisal penyalahgunaan narkoba, perilaku seks bebas, tawuran,
bergabung dalam geng kriminal, dan hal – hal lain yang bersifat negatif yang
berasal dari lingkungan.
§ Dengan sistem boarding, komunikasi antara siswa dengan guru jauh lebih cair.
Para siswa memandang gurunya tidak hanya sebagai pengajar, namun lebih dari
itu, yakni sebagai teman, sahabat, dan pengganti orang tua, yang dengannya
mereka bebas untuk berbicara tentang apa saja. Dengan cara ini pengawasan
terhadap perilaku siswa dapat lebih dipertanggung jawabkan”
§ Faktor yang tidak kalah penting dari pelaksanaan sekolah dengan sistem
boarding adalah mekanisme pembentukan siswa menjadi pribadi yang mandiri dan
berakhlak mulia. Para siswa dibiasakan untuk dapat mengurus dirinya sendiri,
dari mulai mengurus hal-hal ringan semisal bangun pagi hingga ke hal-hal yang
lebih serius semisal menjaga kesehatan dan menjaga ritme belajar.
§ Siswa juga dibiasakan menata hidupnya dengan cermat, mengatur waktunya dengan
efektif, bersosialisasi dengan sehat, mengatur emosi, pendeknya mereka
dibiasakan untuk rajin, tekun, ulet, berdisiplin, dan memiliki empati, sehingga
kelak ia akan menjadi pribadi yang menyenangkan.
§ Kedisiplinan dan ketaatan beribadah kepada Allah swt hingga kini masih
menjadi alasan utama para orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah
boarding. Di sini para siswa dibiasakan disiplin dan taat dalam beribadah,
suatu hal yang sangat sulit di lakukan di rumah, terutama di keluarga dengan
kedua orang tua berkarir di luar.
§ Memperdalam ilmu agama tak pelak menjadi bagian yang sangat penting dalam
proses ini. Semua ilmu-ilmu kepesantrenan umumnya diajarkan di sekolah-sekolah
boarding khususnya yang berbasis Islam. Ilmu-ilmu itu, seperti ilmu Hadits,
Tafsir, Aqidah, Akhlak, dan sebagainya, disajikan dengan formulasi berbeda,
lebih moderen dan menarik minat anak, tanpa harus kehilangan esensinya
§ Peserta didik fokus kepada pelajaran
§ Pembelajaran hidup bersama
§ Terhindar dari hal-hal yang negatif seperti narkoba
§ Bebas dari kemacetan saat peserta didik berangkat sekolah
§ Bebas dari tawuran
§ Bebas dari tayang/film/sinetron yang tidak mendidik
§ Lingkungan nyaman, udara bersih bebas polusi
§ Orang tua tidak terlalu khawatir terhadap anaknya, karena dinilai aman
Penilaian Terhadap Boarding School
Era globalisasi yang sesaat lagi akan menjelang tentu harus kita sikapi dengan
positif dan dengan antisipasi yang positif pula. Diperlukan keseriusan semua
komponen bangsa dalam mempersiapkan generasi muda yang kelak akan menjadi
pemain utama serta melanjutkan cita-cita kita di era yang dahsyat itu. Untuk
tujuan itulah sekolah-sekolah boarding didirikan. Memang ini bukanlah jenis
pendidikan yang murah. Namun jika dilihat dari hasil yang kelak akan kita tuai
dari anak-anak ini, berupa kemaslahatan dan kemampuan memajukan, serta
mensejahterakan seluruh bangsa Indonesia, maka tentu hal ini sangat sepadan
dengan nilai dan pengorbanan yang harus dikeluarkan. Sekolah boarding adalah
sekolah yang berorientasi masa depan dan sangat antisipatif dalam menyikapi
perubahan jaman yang sangat pesat. Dari sekolah-sekolah ini diharapkan muncul
generasi penerus bangsa yang memiliki segenap kualifikasi unggul, baik dalam
akhlak maupun dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar