Selasa, 28 Agustus 2012

Boarding School

Boarding School adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya.
Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama siswa, bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat mereka saksikan langsung di lingkungan mereka tanpa tertunda. Dengan demikian, pendidikan kognisi, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal.
Boarding School yang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu sekolah berasrama. Dengan demikian peserta didik terlindungi dari hal-hal yang negatip seperti merokok, narkoba, tayangan film/sinetron yang tidak produktif dan sebagainya
Di sekolah dengan sistem ini, para siswa mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan sistem konvensional.
Untuk menjawab kemajuan jaman, sekolah-sekolah dengan sistem boarding telah merancang kurikulumnya dengan orientasi kebutuhan masa depan. Penerapan pembelajaran berbasis IT semisal penggunaan bahan ajar dengan power point, flash, penggunaan internet sebagai sumber informasi utama, pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar yang efektif, penayangan film yang relevan dengan materi pelajaran, penggunaan lab bahasa dan lab komputer yang intensif, telah lazim diterapkan di sekolah- sekolah ini. Kurikulum yang disajikan kepada para siswapun sedikit berbeda di banding sekolah lainnya. 


Latar Belakang Dibentuknya Boarding School
§ Proses pendidikan secara konvensional, terutama di kota besar, dinilai kurang efektif.
§ Pelajar dan pendidik banyak menghabiskan waktu dan tenaganya diluar jam belajar karena jarak tempuh dan kondisi lingkungan yang macet dll.
§ Mayoritas pelajar diluar jam sekolah lebih banyak yang menghabiskan waktunya untuk bermain, nonton TV, dll.
§ Diperlukan sistem belajar terbaik yang memungkinkan adanya perbaikan mutu pembelajaran.
§ Belajar dengan sistem boarding school sampai saat ini merupakan yang terbaik di antara berbagai pilihan. Sistem ini bukan barang baru, karena sudah lama dipraktikkan di pesantren. Dengan sistem mesantren atau mondok, seorang siswa atau santri tidak hanya belajar secara kognitif, melainkan juga afektif dan psikomotor.
§ Belajar afektif adalah mengisi otak siswa/santri dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, dengan cara melatih kecerdasan anak. Sementara menghadapi era modernisme seperti sekarang ini, otak siswa tidak lagi cukup dengan dipenuhi ilmu pengetahuan, melainkan perlu keterampilan dan kecerdasan merasa dan berhati nurani. Sebab, pada kenyataannya, dalam menghadapi kehidupan, manusia menyelesaikan masalah tidak cukup dengan kecerdasan intelektual, melainkan perlu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Mengajarkan kecerdasan emosional dan spiritual tidak cukup dilakukan secara kognitif, sebagaimana mengajarkan kecerdasan intelektual. Dalam hal ini diperlukan proses internalisasi dari berbagai pengertian yang ada dalam rasio ke dalam hati sanubari. Salah satu cara terbaik mengajarkan dunia afektif adalah pemberian teladan dan contoh dari para pemimpin dan orang-orang yang berpengaruh di sekitar anak.
§ Dengan mengasramakan anak didik sepanjang 24 jam, anak didik tidak hanya mendapatkan pelajaran secara kognitif, melainkan dapat menyaksikan langsung bagaimana perilaku ustaz, guru, dan orang-orang yang mengajarkan mereka. Para siswa bisa menyaksikan langsung, bahkan mengikuti imam, bagaimana cara salat yang khusuk, misalnya. Ini sangat berbeda dengan pelajaran salat, misalnya, yang tanpa disertai contoh dan pengalaman makmum kepada imam yang salatnya khusuk. Jangan-jangan pelajaran di ke kelas bisa berbeda dengan pelaksanaan di rumah saat murid/santri melaksanakannya sendiri.
§ Di samping itu, dengan sistem boarding school, para pimpinan pesantren dapat melatih psikomotorik anak lebih optimal. Dengan otoritas dan wibawa yang dimiliki, para guru mampu mengoptimalkan psikomotorik siswa, baik sekadar mempraktikkan berbagai mata pelajaran dalam bentuk gerakan-gerakan motorik kasar maupun motorik lembut, maupun berbagai gerakan demi kesehatan jiwa dan psikis anak.
§ Karena sistem boarding school mampu mengoptimalkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, maka sistem mesantren ini memiliki prasyarat agar para guru dan pengelola sekolah siap mewakafkan dirinya selama 24 jam. Selama siang dan malam ini, mereka melakukan proses pendidikan, baik ilmu pengetahuan, maupun memberikan contoh bagaimana mengamalkan berbagai ilmu yang diajarkan tersebut.
§ Dengan adanya boarding school, keinginan orang tua mendapatkan sekolah berkualitas didukung tempat tinggal yang bagus bagi anak-anaknya dapat terpenuhi.
§ Selain adanya pengawasan 24 jam, menyekolah anak di boarding school juga bisa meningkatkan persaudaraan yang kental di antara anak-anak, menciptakan hubungan yang baik antara guru dan murid.
§ Dan di beberapa sekolah boarding school dimanfaatkan untuk meningkatkan fektifitas dari visi sekolah itu sendiri.
 

Perkembangan Boarding School Di Indonesia
Di Indonesia, sekolah semacam boarding school telah banyak didirikan, biasanya berada di daerah atau lingkungan pedesaan. Contohnya adalah SMA Taruna, SMA unggulan di berbagai daerah, pesantren-pesantern baik yang modern maupun sallafy (Pesantren Gontor, Al-Zaytun, Tebuireng dsb), SMUT Krida Nusantara di Bandung, SMU Madaniah di Parung Bogor dan Al-Azhar di Lippo Cikarang. Semua itu cukup bagus dan memiliki hasil positif dalam membangun pendidikan berkualitas.
Sistem pembelajarannya cukup bagus, tidak hanya pendidikan dalam kelas, tapi di asrama juga ada pembinaan. Seperti di pesantren, setiap jam empat pagi anak-anak dibangunkan untuk salat tahajud, kekurangannya hampir tidak ada, kecuali kalau manajemennya jelek.
Visi sekolah yang membedakan boarding school dengan pesantren, pesantren itu nyantri. Dari mulai ilmu pengetahuannya sampai sikapnya harus sikap santri. Ada pula boarding school yang punya visi seperti itu. Tapi, yang populer sekarang ini orang mencoba mencari jalan tengah. Pesantren mau digabungkan dengan teknologi modern, sedang yang modern digabungkan agama
 

Syarat-Syarat Untuk Menjadi Boarding School Yang Baik
Manajemen boarding school yang bagus memiliki enam kriteria :
1. tujuan visi dari pendidikan di sekolah itu jelas dan dimengerti
2. peraturan di sekolah jelas dimengerti dan konsisten
3. hubtngan antara struktur yang ada (kepala sekolah, tata usaha, guru-murid, dan orang tua) mempunyai hubungan yang egaliter dan demokratis, tapi memperhatikan tatakrama ketimuran dan agama
4. struktur organisasi dan personalianya mempunyai kriteria yang mapan mengikuti arus zaman yang paling baru
5. ada tolok ukur sistem evaluasi pendidikan yang sering disebut sukses pendidikan atau sukses pembelajaran
6. manajemen yang baik adalah tidak isolatif, tapi dia mempunyai interaksi dan networking (jaringan-jaringan) yang cukup ke mana-mana.
 

Manfaat Boarding School
§ Dari sisi kualitas, sekolah dengan sistem pendidikan boarding memungkinkan interaksi antara siswa dengan guru terjalin lebih leluasa, bahkan hingga 24 jam. Interaksi yang kerap ini membuat siswa terhindar dari pengaruh negatif lingkungan, semisal penyalahgunaan narkoba, perilaku seks bebas, tawuran, bergabung dalam geng kriminal, dan hal – hal lain yang bersifat negatif yang berasal dari lingkungan.
§ Dengan sistem boarding, komunikasi antara siswa dengan guru jauh lebih cair. Para siswa memandang gurunya tidak hanya sebagai pengajar, namun lebih dari itu, yakni sebagai teman, sahabat, dan pengganti orang tua, yang dengannya mereka bebas untuk berbicara tentang apa saja. Dengan cara ini pengawasan terhadap perilaku siswa dapat lebih dipertanggung jawabkan”
§ Faktor yang tidak kalah penting dari pelaksanaan sekolah dengan sistem boarding adalah mekanisme pembentukan siswa menjadi pribadi yang mandiri dan berakhlak mulia. Para siswa dibiasakan untuk dapat mengurus dirinya sendiri, dari mulai mengurus hal-hal ringan semisal bangun pagi hingga ke hal-hal yang lebih serius semisal menjaga kesehatan dan menjaga ritme belajar.
§ Siswa juga dibiasakan menata hidupnya dengan cermat, mengatur waktunya dengan efektif, bersosialisasi dengan sehat, mengatur emosi, pendeknya mereka dibiasakan untuk rajin, tekun, ulet, berdisiplin, dan memiliki empati, sehingga kelak ia akan menjadi pribadi yang menyenangkan.
§ Kedisiplinan dan ketaatan beribadah kepada Allah swt hingga kini masih menjadi alasan utama para orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah boarding. Di sini para siswa dibiasakan disiplin dan taat dalam beribadah, suatu hal yang sangat sulit di lakukan di rumah, terutama di keluarga dengan kedua orang tua berkarir di luar.
§ Memperdalam ilmu agama tak pelak menjadi bagian yang sangat penting dalam proses ini. Semua ilmu-ilmu kepesantrenan umumnya diajarkan di sekolah-sekolah boarding khususnya yang berbasis Islam. Ilmu-ilmu itu, seperti ilmu Hadits, Tafsir, Aqidah, Akhlak, dan sebagainya, disajikan dengan formulasi berbeda, lebih moderen dan menarik minat anak, tanpa harus kehilangan esensinya
§ Peserta didik fokus kepada pelajaran
§ Pembelajaran hidup bersama
§ Terhindar dari hal-hal yang negatif seperti narkoba
§ Bebas dari kemacetan saat peserta didik berangkat sekolah
§ Bebas dari tawuran
§ Bebas dari tayang/film/sinetron yang tidak mendidik
§ Lingkungan nyaman, udara bersih bebas polusi
§ Orang tua tidak terlalu khawatir terhadap anaknya, karena dinilai aman
 

Penilaian Terhadap Boarding School
Era globalisasi yang sesaat lagi akan menjelang tentu harus kita sikapi dengan positif dan dengan antisipasi yang positif pula. Diperlukan keseriusan semua komponen bangsa dalam mempersiapkan generasi muda yang kelak akan menjadi pemain utama serta melanjutkan cita-cita kita di era yang dahsyat itu. Untuk tujuan itulah sekolah-sekolah boarding didirikan. Memang ini bukanlah jenis pendidikan yang murah. Namun jika dilihat dari hasil yang kelak akan kita tuai dari anak-anak ini, berupa kemaslahatan dan kemampuan memajukan, serta mensejahterakan seluruh bangsa Indonesia, maka tentu hal ini sangat sepadan dengan nilai dan pengorbanan yang harus dikeluarkan. Sekolah boarding adalah sekolah yang berorientasi masa depan dan sangat antisipatif dalam menyikapi perubahan jaman yang sangat pesat. Dari sekolah-sekolah ini diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang memiliki segenap kualifikasi unggul, baik dalam akhlak maupun dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ” .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar